Sabtu, 26 Februari 2011

koreaaa.... hallyu.... etc.. :D

Pernahkan anda menonton serial korea?? Yang manakah yang menjadi favorit anda??
Well…. Saya sangat suka menonton Korean movie.. tapi tergantung juga. Ga semuanya saya suka. Karena saya menyukai movie yang memberikan manfaat atau punya makna dibalik ceritanya. Sejak beberapa tahun ini, saya lihat gelombang korea (hallyu) menghampiri Indonesia. Saya pikir mereka hanya menyukai movie nya saja. Tapi dari beberapa situs, yah..sebut saja situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter, saya meliat bahwa mereka ga hanya suka movie nya saja, tapi juga budayanya.. kenapa?? Saya ga tau secara pasti. Tapi saya lihat, budaya korea sangat unik.
Now, kita batasi aja ya topiknya. Kali ini kita ceritakan tentang movie nya aja.
Dari beberapa tahun terakhir, banyak movie korea yang booming di Indonesia. Misalnya, Sassy Girl Chun-Yang, Full House, Wedding, Boys Before Flower, Memories In Bali, Princess Hours, Coffee Prince begitu juga dengan serial Saeguk. Sebut saja Jewel In The Palace sampai ke Dong Yi…
Semuanya seruu….
Lalu,, pernahkan anda menonton serial Saeguk korea?? Yang manakah yang menjadi favorit anda??
Diantara serial Saeguk yang saya tonton, saya menyukai dua serial, Jewel In The Palace dan Dong Yi. Kedua-duanya sangat asik. Sama-sama memberikan motivasi buat saya.
Dulu,, waktu Jewel In The Palace (Dae Jang Geum) disiarkan pertama di Indonesia yaitu di Indosiar, saya suka nyatat kejadian apa aja yang berlangsung dalam Dae Jang Geum. Bahkan saya ngejar pulang ke rumah sewaktu pulang sekolah hanya untuk nonton serial Dae Jang Geum. Padahal saya biasanya main dulu sepulang sekolah… pђέђέђέ◦°˚°◦ђέђέђέ◦°˚°◦ђέђέђέ:p
Mau tau sinopsisnya?? Ayo baca dibawah ini, sebelumnya ada penjelasan dulu….
Cast:
Lee Young Ae sebagai Seo Jang-geum
Tokoh utama dalam cerita, ia tidak segan-segan untuk melakukan sejumlah eksperimen dengan bantuan alam untuk mendapatkan hasil terbaik. Dididik dengan keras oleh Dayang Han, Jang-geum tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan pintar, serta menjadi teladan kaum wanita dengan membuktikan bahwa lewat kerja keras, hal yang kelihatannya mustahil bisa dicapai. Sama seperti gurunya, Jang-geum memiliki karakter yang lurus dan percaya pada keadilan meski untuk itu ia kerap harus menderita terlebih dahulu.
Ji Jin He sebagai Min Jeong-ho
Disukai oleh Geum-young, ia adalah sosok pria yang merupakan idaman banyak wanita. Perkenalannya dengan Jang-geum diawali ketika gadis itu merawatnya saat terluka parah dalam pertempuran, sehingga akhirnya memutuskan untuk menjaga Jang-geum sepanjang sisa hidupnya. Bahkan demi cinta tersebut, ia rela melepas jabatan bahkan nyawanya sekalipun, dan tujuan utama dari setiap tindakannya adalah menjaga wanita yang lewat perjalanan waktu akhirnya dicintai dan mencintainya.
Hong Ri-na sebagai Choi Geum-young
Memiliki kepintaran diatas rekan-rekan sebaya, kehidupannya mulai berubah setelah Jang-geum, yang ternyata mampu bersaing, masuk ke istana. Sempat bersahabat dekat, Geum-young akhirnya memusuhi gadis itu karena dianggap merebut Jeong-ho yang dicintainya sejak kecil. Meski kerap mengikuti keinginan Dayang Choi, sebenarnya ia memiliki karakter yang peragu sehingga pada akhirnya sulit memilih antara berada pada sisi kebaikan atau kejahatan.
Gyeon Mi-ri sebagai Choi San-gong
COntoh wanita yang rela melakukan segala cara untuk meraih kekuasaan dan kekayaan, Dayang Choi di awal hidupnya memiliki karakter baik serta sempat bersahabat dengan Dayang Han dan Dayang Park. Namun, ambisi keluarganya yang telah turun-temurun mengajarkan akan hal-hal buruk yang membentuk karakternya. Berulangkali nyaris tersandung, kekuasaan yang diimpikan Dayang Choi runtuh, namun sebelum hidupnya berakhir ia sempat bertobat.
Park Eun-hye sebagai Lee Yeon-seng
Berbeda dengan sahabat baiknya Jang-geum yang kerap nekat, gadis satu ini memiliki karakter yang lembut dan polos. Hal itulah (ditambah latar belakang keluarga) yang kerap membuatnya jadi sasaran olok-olok musuh besar sekaligus teman sekamarnya Yong-ro. Namun pada akhirnya, kepolosan dan kebaikan hati tersebut yang mengubah jalan hidup sekaligus membawanya ke kehidupan yang lebih baik : menjadi selir Kaisar.
Yang Mi-gyeong sebagai Han Ae-jong
Berperan penting atas hadirnya Jang-geum di dunia, Dayang Han percaya bahwa dapur istana tidak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan politik. Dalam ilmu memasak, ia hanya bisa disaingi oleh Dayang Choi meski keduanya memiliki teknik yang berbeda. Sosoknya yang tegas, tanpa kompromi dan lurus menjadi inspirasi bagi muridnya, namun disisi lain hal itu pulalah yang membuatnya berseberangan kubu dengan Dayang Choi, dan pada akhirnya membawanya pada kematian meski sempat merasakan jabatan puncak
SINOPSISNYAAAA... :D
Seo Jang Geum adalah putri seorang mantan panglima kerajaan Suh Chun-soo dan dayang istana Park Myeong-Yi Ayah dan ibunya sendiri bertemu secara kebetulan, Myeong-yi tersingkir dari istana karena mengetahui konspirasi yang dilakukan oleh keluarga Choi.
Nyaris tewas diracuni, wanita itu ditolong oleh sahabat baiknya Han Ae-jong sampai akhirnya bertemu dan menikah dengan Chun-soo, yang juga memendam masa lalu pilu. Diramal bakal bertemu oleh tiga wanita yang bakal menentukan hidupnya, pria itu akhirnya mengorbankan jiwanya demi menyelamatkan putrinya dan sang istri.
Jang-geum malah harus hidup sebatang kara setelah Myeong-yi meninggal akibat panah anak buah mantan sahabat yang menjadi rivalnya dayang Choi Sang-gong. Namun nasib baik masih mengiringinya, ia diangkat anak oleh pasangan Kang Deok-goo dan Na Joo-daek. Selain itu, nasib juga membawanya bertemu dengan pria yang belakangan menjadi raja Jeong-jong.
Menempuh pendidikan di istana sebagai calon dayang, Jang-geum besar di istana serta memiliki dua sahabat : Choi Geum-Young dan Lee Yeon-seng. Ia dirawat oleh Dayang Han, tanpa tahu bahwa wanita itu adalah sahabat baik ibunya. Setelah melewati berbagai rintangan, sang guru berhasil menduduki jabatan Dayang Utama.
Kebahagiaan Jang-geum semakin lengkap setelah identitas Dayang Han terbongkar, namun hal itu tidak berlangsung lama. Dayang Choi yang haus kekuasaan akhirnya berhasil menyingkirkan seterunya lewat insiden bebek sulfur yang membuat sakit Raja semakin parah.
Kejadian itu membuat Dayang Han dan Jang-geum, yang memiliki talenta diatas rata-rata dalam memasak, harus tersingkir dan dibuang ke pengasingan. Dalam perjalanan, sang guru yang begitu dihormati meninggal dunia. Keruan saja, hal ini membuat gadis itu putus asa dan berulang kali berusaha kabur untuk kembali ke istana.
Tapi, pertemuan dan perkenalan dengan tabib wanita bernama Jang-do kembali mengubah arah hidup Jang-geum. Dasar memiliki bakat luar biasa, ia mulai menerima nasib dan belajar ilmu obat-obatan dengan keras. Hasilnya, gadis itu berhasil kembali ke istana dengan status baru : tabib kerajaan.
Ketika kembali, ia mendapati semua sudah berubah : Dayang Choi dan Geum-young telah menduduki posisi puncak (dibantu oleh kaki tangan mereka Yong-ro), sementara Dayang Min dan Ah Jang yang dulu berpihak pada mendiang Dayang Han tersia-sia. Nasib Yeong-seng jauh lebih baik, ia diangkat menjadi selir Raja.
Kembalinya Jang-geum ke istana keruan saja membuat musuh-musuhnya kaget, terutama Dayang Choi yang telah tahu siapa gadis itu sebenarnya. Lewat kerja sama dengan Perdana Menteri dan kakaknya Choi Pan-sool, ia berusaha menyingkirkan Jang-geum dan salah satu pejabat yang karirnya cepat melesat dan bersimpati pada gadis itu Min Jeong-ho.
Berkat taktik Jeong-ho, yang ahli strategi, Jang-geum akhirnya berhasil menyingkap kebusukan keluarga Choi sekaligus membersihkan nama mendiang ibu dan gurunya. Keluarga Choi yang telah turun-temurun menguasai dapur kerajaan akhirnya terusir, dan dayang Choi tewas setelah sebelumnya sempat meminta ampun didepan makam Park Myeong-yi.
Intrik ternyata tidak hanya berhenti disitu, Raja yang telah mempercayai Jang-geum (dan belakangan jatuh cinta) mengangkatnya sebagai Tabib Agung. Hal itu sudah tentu mencuatkan protes, sebab dimasa itu tidak ada satu wanita pun yang pernah menduduki posisi puncak. Yang menyedihkan, orang-orang yang sebelumnya menjadi sekutu Jang-geum berbalik melawannya.
Meski sudah menjalankan tugas sebaik-baiknya, Jang-geum akhirnya tidak berhasil menyelamatkan nyawa Raja yang telah sakit parah. Di saat akhir, sang atasan mengirimnya keluar dari kerajaan ditemani Jeong-ho karena sadar setelah meninggal, tidak ada yang bisa menyelamatkan nasib Jang-geum.
Beberapa tahun telah berlalu, Jang-geum hidup tenang bersama Jeong-ho dan memiliki seorang putri yang sama cerdasnya sambil terus mengobati orang-orang. Hidup sama seperti ayah-ibunya yang jadi pelarian, mereka akhirnya tertangkap oleh para pengawal kerajaan. Namun berbeda dengan sebelumnya, rupanya kesalahan Jang-geum dan Jeong-ho telah dimaafkan.
Reuni antara keduanya dan Permaisuri, Yeon-seng yang telah bergelar selir Soo-waen dan para sahabat lama berlangsung mengharukan. Meski namanya telah dibersihkan dan dijanjikan untuk kembali menjabat sebagai Tabib Agung, Jang-geum akhirnya memilih untuk hidup tenang bersama Jeong-ho dan putrinya di desa sambil menjalankan panggilan hidup yang sebenarnya : mengobati mereka yang membutuhkan.

Sabtu, 19 Februari 2011

It Has To be You - Yesung

oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda
neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda
neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka

Sumber : awansetya18.blogspot.com

Kamis, 10 Februari 2011

Kuliah.. Yess… Aku seorang Mahasiswi

Kuliah… kuliah… dan kuliah….
Begitu banyak moment yang tak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan masa-masa SMA, walaupun masa-masa SMA jauh lebih indah. Masa-masa kuliah, merupakan masa-masa transisi antara remaja menuju dewasa muda.
Kali ini saya mau nulis blog saya mengenai masa-masa kuliah saya di Universitas Negeri Padang. Awal kuliah, merasa sendiri. Belum punya teman baru, belum punya tempat berbagi yang baru, dan lain-lainnya. Hal ini disebabkan karena saya yang memang bukan berasal dari daerah tempat Perguruan Tinggi yang saya pilih. Saya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota sedangkan Perguruan Tinggi tempat saya menuntut ilmu berada di Kota Padang. Karena jarak yang berjauhan (Payakumbuh-Padang dengan waktu 3 jam), dikota ini saya nge-kos atau sering disebut dengan indekos. Susaaah…!! memang… Saya harus menjaga diri sendiri, makan pikirkan sendiri, menjaga pengeluaran, dan lain-lainnya yang harus saya lakukan sendiri.

3 September 2007, New semester, New challenge, and New friends
Hmm…. Awal semester di Perguruan Tinggi, saya memasuki kelas yang berada di ruangan “D” FE UNP, Kelas Pengantar Bisnis dengan dosennya Bapak Kamaruddin, SE, MS.
Hari kedua kuliah, ruangan kuliah saya berada di lokasi SD Pembangunan. Hari ini saya berkenalan dengan teman yang berada di sebelah saya. Namanya Rini. Usai kelas pertama, saya dan Rini mencari ruangan untuk kelas selanjutnya. Saat mencari ruangan, saya dan Rini berkenalan dengan Mery dan Fitri (atau srg dpanggil fit). Dan kami berempat pun menjadi akrab. Yap.. kuliah itu menyenangkan tapi susahh…

Waktu berlanjut, after UAS semester 2, saya dan teman-teman melancong k PARIS… eitss… ini bukan Paris tempat dibuatnya film Eiffel.. I’m in love. Paris ini maksudnya adalah Pariaman dan sekitarnya. Haha… sebutan itu memang udah ga asing alias udah terkenal di kota ini. Ini dia foto sewaktu melancong ke Paris.. :)
Lunch


Semester 3 pun dimulai….
Semester ini memang semester yang cukup menariikk bagi sayaa… disini saya lebih akrab sama ifit dan Ka Dona. Course nya pun asikk.. Kebanyakan course nya membicarakan tentang program studi saya. Sekedar informasi, saya kuliah di Universitas Negeri Padang memilih jurusan yang katanya jurusan umat sedunia yaitu Ekonomi dengan Program Studinya manajemen. Ok… kembali ke topik sebelumnya. Mata kuliah yang saya maksud, mulai dari manajemen keuangan, pemasaran, prilaku organisasi, dan operasional. Sekedar informasi lagi.. dosen keuangan saya, Ibu Dina Patrisia dan Ibu Rahmiati. Pemasaran, dosennya Bapak Abror, Perilaku Organisasi dengan Bapak Kamaruddin yang merupakan Penasehat Akademis saya, dan terakhir, Manajemen Operasional dengan dosennya Bapak Gesit Thabrani.
Semester ini Manajemen kelas saya (NR) Tahun Masuk 2007, mengadakan foto bersama.
Waktu berlanjut.. saya kemudian akrab dengan teman-teman laiinnya, seperti, Wika, Yusra, Indra Dona, Tya, Fitri, Ka Dona, Indra Komting, Eko, dan Heru. Jika ada antara satu course dengan course lainnya mempunyai jarak waktu yang panjang, kami sering mengadakan Gathering dan tempatnya selalu berada di kos nya Wika dan sekali-kali di tempat saya… isi kegiatannya?? Tenang aja… kami bukanlah kelompok orang yang serius-serius yang selalu belajarr. Malahan sewaktu di kos Wika, kami sering berbuat hal-hal konyol, gila, dan sebagainya. Bahkan membuat video yang sebenarnya tak kalah heboh dibanding video Marshanda, video lipsync nya Shinta dan Jojo, ataupun Briptu Norman. Tapi smuanya memupuk rasa kebersamaan diantara saya dan teman-teman saya. I love ‘em so much..
Beberapa photo-photo saat kami mengadakan gathering….



Saya dan teman-teman saya juga sering melakukan trip-trip ke tempat-tempat pariwisata lainnya. Nah.. yang ini cerita nya dengan topik lain lagiii…
Saya dan beberapa teman akrab juga menjadi aktivis. Menjadi aktivis, membuat saya dan teman-teman lainnya bertemu teman baru dan dosen juga mulai mengenal kami. Seperti Bapak Gesit Thabrani dan Bapak Hendi Andi Mesta. Dan seiring waktu berjalan, juga dikenal oleh dosen lainnya, dan itu termasuk dosen muda, Ibu Chichi Andriani dan Ibu Yunita Engriani.
Ok… satu lagi semester yang menarik bagi saya, yaitu semester 5. Disemester ini saya dan teman-teman sempat mengalami syokk karena adanya musibah besar yang menimpa kota Padang, yaitu Gempa berkekuatan 7,6SR yang banyak memakan korban jiwa. Gempa ini terjadi pada tanggal 30 September 2009, dimana merupakan minggu pertama perkuliahan dimulai setelah lebaran. Sebelum gempa, saya dan teman-teman lainnya sempat berkumpul di kampus karena adanya kelas tambahan manajemen perbankan tetapi batal. Saya bersama dengan salah seorang sahabat saya, Wika, memutuskan untuk pergi refresh atau dikenal dengan JJS (Jalan-jalan sore) ke Pasar Raya Kota Padang. Namun, beberapa menit kemudian, gempa berkekuatan 7,6SR itu pun datang. Yaa… semester ini benar-benar membuat trauma..
Selain peristiwa tadi, dalam semester ini penampilan saya juga berubah. Saya memutuskan untuk menutup aurat atau menggunakan kerudung..
(Bersambung)
Love,
RF

Senin, 07 Februari 2011

Finally, Rahmi Febriyana, SE ^^

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya saya melewati sidang ini dan dinyatakan lulus (dengan perbaikan.. :P) sehingga saya berhak menyandang gelar SE ( Sarjana Ekonomi ) dan sekarang nama saya telah diikuti gelar akademik, Rahmi Febriyana, SE. Ini merupakan kado terindah untuk ulang tahun saya yang k-21 ini, apalagi saya melaksanakan ujian tepat 6 hari setelah bertambah umur, dan tepatnya di bulan kelahiran saya, Februari. Campur aduk, itulah yang saya rasakan saat saya dinyatakan lulus..
Semua ini ga lepas dari dorongan Bapak Ramel Yanuarta RE yang selalu membimbing saya. Terima kasih juga untuk Bapak Gesit Thabrani yang membuat saya yakin untuk mengambil mata kuliah skripsi di semster terakhir ini. Dan juga untuk Ibu Rosyeni Rasyid yang selalu bersedia mengoreksi proposal sampai peenelitian saya dan juga membantu saya wdiwaktu sidang skripsi supaya penguji mengerti dengan penjelasan yang saya utarakan ke penguji. Tak lupa juga untuk para penguji saya, Ibu Dina Patrisia dan Ibu Rahmiati
Buat sahabat-sahabat saya Manajemen 2007, Thanks a lot ya buat semangatnya, Tya, Fiola, Yusra, Indra Dona, ii, Wika, Ini Dede, Indra Komting, dan temn lainnya yang tak bisa disebutkan satu per persatu.
Senior-senior saya, Ka Dian, Ka Eno, Ka Rizka, Ka Nia, Ka Cia, Ka Sari, Bg Edo, Bg Indra, Bg Ronald, Bg Heru, Bg Rolly *yeay.. akhirnya perjuangan kita untuk mendapat gelar sarjana, berhasil*. Dan juga untuk Ka Sukri selaku senior saya yang suka mojokin saya.. X_X
Tak lupa juga untuk teman-teman satu rumah saya, Tika (Makasi udah menemani di kost selama bimbingan diwaktu libur), Ice, Ka Ninit (Akhirnya saya menyusullll :) ), Ka Dila, Leni, dan Yani. Makasi juga ya udah sabar menghadapi saya kurang lebih 3,5 tahun ini ;)
Untuk dosen-dosen saya, Bapak Abror, Ibu Chichi Andriani, Ibu Yunita Engriani, Bapak Perengkim Bapak Firman, Bapak Andi, serta Ibu Susi yang telah membagi ilmunya selama saya menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi J

Special special special and big big thank’s to My Beloved Mom n dad, the greatest parents in the world  and My beloved Sister and Brother, Susi Ramayanti and Yandi Mascandra.. :D

RF