7..??
Mungkin saudara-saudara semuanya bingung, kenapa judul topik saya
kali ini adalah 7...
Topik ini, saya peroleh dari tulisan dari blog salah seorang dosen
saya pada tahun 2009. Dan saya sangat tertarik untuk membagi juga kepada
saudara-saudara semuanya.
Bicara angka 7, rasanya banyak yang bisa dikaitkan. Sebut saja
kisah penciptaan langit dan bumi yang dalam 7 hari, 7 lapis langit, 7 lapis
tanah, 7 keajaiban dunia, jumlah hari dalam satu minggu adalah 7, 7 benua di
bumi, Kalimat sahadat terdiri dari 7 kata, Thawaf mengelilingi Ka'bah
di Mekah sewaktu melaksanakan ibadah haji dilakukan sebanyak 7 kali, 7
surah dalam Al-Quran yang diawali dengan kalimat Tasbih.
Dalam kesempatan ini saya akan berbagi tentang 7 yang lain, Saudara
kita Harjani Hefni menawarkan 7 kebiasaan yang berdasarkan Al Fatihah dalam
bukunya. Kebiasaan yang bersumber kepada ayat-ayat dari surat Al Fatihah (ummul
al qur’an)
1. Senantiasa
memulai setiap pekerjaan dengan membaca bismillah.
Ada cerita setan gemuk dan setan kurus, dimana setan gemuk menjadi
gemuk karena bertugas pada muslim yang tak pernah baca bismillah. sedangkan
setan yang kurus bertugas pada muslim yang selalu membaca bismillah
2. Senantiasa
bersyukur kepada Allah.
Begitu banyak hal-hal yang harus kita syukuri ketimbang hal-hal
yang belum kita miliki. Coba buat list, maka apa-apa yang kita miliki dan bisa
masih begitu banyak dibanding ketidakbisaan kita atau kekurangan kita.
3. Berprasangka
baik kepada Allah.
Tiada yang tahu apa yang akan terjadi. Segalanya menjadi rahasia
Sang pencipta. Seperti cerita saya tentang petani miskin dan kudanya beberapa
hari yang lalu.
4. Berorientasi
akhirat.
Apapun aktifitas kita, harusnya kita menjadi akhirat-oriented,
“apakah semua yang saya lakukan, bisa menjadi amal penolong nantinya di
akhirat?”. Jika kita cari akhirat, dunia Insya Allah akan mengikuti.
5. Beribadah dan
berdo’a. Dari awal bangun sampai mau tidur hendaknya menjadi ibadah dan
do’a bagi kita. Karena sesungguhnya ibadah bukan hanya yang ritual, asal niat
ibadah dan dilakukan dengan ikhlas maka bernilai ibadahlah ia.
6. Konsisten dan
komitmen. Batu yang dipukul oleh pemecah batu pecah bukan karena pukulan
terakhir, tapi karena dipukul terus menerus. Kita perlu memiliki daya juang dan
semangat untuk tidak pernah putus asa.
7. Intropeksi dan
becermin atau belajar dengan sekitarnya . Begitu banyak makna dari
peristiwa yang terjadi.
Mari kita mencoba membiasakan diri dengan hal tersebut. Semoga
bermanfaat dan hidup menjadi lebih berkualitas.
RF,