Minggu, 18 Desember 2011

7 (Tujuh) -

7..??
Mungkin saudara-saudara semuanya bingung, kenapa judul topik saya kali ini adalah 7...
Topik ini, saya peroleh dari tulisan dari blog salah seorang dosen saya pada tahun 2009. Dan saya sangat tertarik untuk membagi juga kepada saudara-saudara semuanya. 

Bicara angka 7, rasanya banyak yang bisa dikaitkan. Sebut saja kisah penciptaan langit dan bumi yang dalam 7 hari, 7 lapis langit, 7 lapis tanah, 7 keajaiban dunia, jumlah hari dalam satu minggu adalah 7, 7 benua di bumi, Kalimat sahadat terdiri dari 7 kata, Thawaf mengelilingi Ka'bah di Mekah sewaktu melaksanakan ibadah haji dilakukan sebanyak 7 kali, 7 surah dalam Al-Quran yang diawali dengan kalimat Tasbih.
Dalam kesempatan ini saya akan berbagi tentang 7 yang lain, Saudara kita Harjani Hefni menawarkan 7 kebiasaan yang berdasarkan Al Fatihah dalam bukunya. Kebiasaan yang bersumber kepada ayat-ayat dari surat Al Fatihah (ummul al qur’an)

1.      Senantiasa memulai setiap pekerjaan dengan membaca bismillah. 
Ada cerita setan gemuk dan setan kurus, dimana setan gemuk menjadi gemuk karena bertugas pada muslim yang tak pernah baca bismillah. sedangkan setan yang kurus bertugas pada muslim yang selalu membaca bismillah
2.      Senantiasa bersyukur kepada Allah.
Begitu banyak hal-hal yang harus kita syukuri ketimbang hal-hal yang belum kita miliki. Coba buat list, maka apa-apa yang kita miliki dan bisa masih begitu banyak dibanding ketidakbisaan kita atau kekurangan kita.
3.      Berprasangka baik kepada Allah.
Tiada yang tahu apa yang akan terjadi. Segalanya menjadi rahasia Sang pencipta. Seperti cerita saya tentang petani miskin dan kudanya beberapa hari yang lalu.
4.      Berorientasi akhirat.
Apapun aktifitas kita, harusnya kita menjadi akhirat-oriented, “apakah semua yang saya lakukan, bisa menjadi amal penolong nantinya di akhirat?”. Jika kita cari akhirat, dunia Insya Allah akan mengikuti.
5.      Beribadah dan berdo’a. Dari awal bangun sampai mau tidur hendaknya menjadi ibadah dan do’a bagi kita. Karena sesungguhnya ibadah bukan hanya yang ritual, asal niat ibadah dan dilakukan dengan ikhlas maka bernilai ibadahlah ia.
6.      Konsisten dan komitmen. Batu yang dipukul oleh pemecah batu pecah bukan karena pukulan terakhir, tapi karena dipukul terus menerus. Kita perlu memiliki daya juang dan semangat untuk tidak pernah putus asa.
7.      Intropeksi dan becermin atau belajar dengan sekitarnya . Begitu banyak makna dari peristiwa yang terjadi.

Mari kita mencoba membiasakan diri dengan hal tersebut. Semoga bermanfaat dan hidup menjadi lebih berkualitas.


RF,

0 komentar:

Posting Komentar